Wah, sudah lama saya tidak posting blog resep Linux ini. Tapi ggp, mudah2an semua isi postingnya berguna buat pembacanya.
Kali ini mau membahas ketika di Command Line Linux ingin melakukan rename multiple file yang mirip, tapi hanya mengganti beberapa huruf/string dalam nama filenya. Misalnya ada list file:
File - Terserah1.htm
File - Terserah2.htm
File - Terserah3.htm
File - Terserah4.htm
List file tersebut ingin di-rename menjadi:
File.Terserah1.htm
File.Terserah2.htm
File.Terserah3.htm
File.Terserah4.htm
Nah bagaimana melakukannya?
Setelah melalukan pencarian di paman Google, akhirnya menemukan command line yang pas.
Untuk keinginan merubah file di atas bisa dilakukan dengan menjalankan perintah:
# for file in File\ -\ Terserah*; do mv -i "${file}" "${file/File\ \-\ Terserah/File.Terserah}"; done
penjelasan perintah di atas adalah kita mengubah string "File - Terserah" menjadi "File.Terserah".
Begitu saja. Mudah2an berguna.
Baca selengkapnya....
Entah kenapa, kecuali merk Hewlett Packard, produsen2 printer masih mengabaikan para pengguna Linux. Ok, mereka mungkin memang menyediakan driver untuk Linux, tapi langkah2 instalasi driver-nya masih menyulitkan pengguna Linux, terutama pengguna level biasa. Bukan bermaksud menghina ya :).
Di sini aku mau membahas konfigurasi driver printer/scanner bermerk Epson. Terutama printer/scanner Epson yang dikonfigurasi menggunakan koneksi jaringan LAN atau WirelessLAN.
Pertama, download paket2 driver yang diperlukan. Kunjungi situs resmi Epson untuk driver Linux di http://download.ebz.epson.net/dsc/search/01/search/.
Masukkan kata kunci berupa tipe Epson yang dimiliki. Karena aku menggunakan Epson L355, aku memasukkan kata kunci "l355". Tentukan opsi Operating System menjadi "Linux".
Download semua paket yang diperlihatkan, sesuai dengan spesifikasi Linux yang digunakan. Aku menggunakan OpenSUSE 64-bit, jadi yang aku download adalah paket2:
epson-inkjet-printer-201207w-1.0.0-1lsb3.2.x86_64.rpm
iscan-2.29.3-1.usb0.1.ltdl7.x86_64.rpm
iscan-data-1.29.0-2.noarch.rpm
Untuk konfigurasi Printer/Scanner Epson dengan koneksi jaringan LAN/WirelessLAN, aku juga membutuhkan paket plugin network "iscan-network-nt". Karena paket ini tidak muncul di layar driver Epson L355, aku menggunakan paket "iscan-network-nt" milik Epson L555. Caranya dengan kembali melakukan pencarian dengan kata kunci "l555" pada situs di atas.
Kemudian download paket dengan petunjuk "network plugin package" pada kolom "Module Name"-nya. Jangan lupa download yang sesuai spesifikasi Linux yang digunakan. Untuk pengguna OpenSUSE 64-bit, download paket:
iscan-network-nt-1.1.1-1.x86_64.rpm
Setelah semua paket yang diperlukan selesai didownload, lakukan instalasi semua paket2 tersebut. Untuk pengguna OpenSUSE, agar paket2 dependensi juga ikut terinstalasi secara otomatis, bisa menggunakan perintah:
# zypper in *.rpm
Setelah instalasi selesai, edit file /etc/sane.d/epkowa.conf
Beri tanda komentar pada baris yang mengandung kata2 'usb' dan 'scsi' sehingga menjadi:
#usb
#scsi
Masih di file yang sama, cari baris yang bengandung kata 'net' dan ganti baris tersebut menjadi:
net AAA.BBB.CCC.DDD
ganti "AAA.BBB.CCC.DDD" menjadi IP Address dari printer/scanner Epson yang digunakan.
Selanjutnya edit file /etc/sane.d/net.conf
Pada baris terakhir, tambahkan IP Address printer/scanner Epson yang digunakan, menjadi:
AAA.BBB.CCC.DDD
Kemudian edit file /etc/sane.d/dll.conf
Hilangkan tanda komentar '#' pada baris yang mengandung kata "#net", menjadi:
net
Selesai! Sekarang Printer/Scanner Epson sudah bisa digunakan. Bagi pengguna OpenSUSE, jalankan Yast > Scanner untuk mengetes apakah Scanner sudah terdeteksi oleh sistem. Jika tampilan seperti gambar di bawah ini, maka Scanner sudah terdeteksi.
Untuk melakukan scanning, dari command line, kalian tinggal menjalankan perintah:
$ iscan
Atau bisa juga menggunakan aplikasi2 lainnya, misalnya xSane.
Semoga artikel ini membantu. :)
Referensi:
http://lists.opensuse.org/opensuse/2014-04/msg00587.html
Baca selengkapnya....
Bagi pengguna OpenSUSE, akan merasakan keanehan ketika mengupdate browser Chromium ke versi terbaru (versi 34 keatas). Karena, plugin Flash tiba2 tidak dikenali oleh Chromium, tapi masalah yang sama tidak terjadi pada browser Mozilla Firefox. Well, Google memang lagi banyak ulah nih. Mereka sdg membangun framework terpisah utk plugin2 tertentu. Hal ini juga berpengaruh pada plugin Oracle Java, yang hingga kini masih bermasalah di Chromium versi 34 keatas.
Sebelumnya melakukan langkah2 dibawah, pastikan repositori packman sudah ditambahkan ke OpenSUSE kamu.
Caranya, buka YaST, kemudian jalankan Software Repositories.
Klik tombol "+ Add". Pilih "Community Repositories". Lalu klik Next.
Beri cek pada Packman Repository. Kemudian klik Ok.
Sekarang repositori Packman sudah terdaftar.
Hal tersebut juga bisa dilakukan dengan menjalankan command line (sebagai root):
# zypper ar -f http://packman.inode.at/suse/openSUSE_13.1/ packman
Okeh, untuk mengaktifkan plugin Flash di Chromium, kamu tinggal membuka YaST dan menjalankan Software Management.
Kemudian lakukan instalasi paket chromium-pepper-flash.
Hal ini juga bisa dilakukan melalui command line dengan menjalankan (sebagai root):
# zypper in chromium-pepper-flash
Lakukan restart aplikasi Chromium untuk mengaktifkan plugin.
Untuk mengecek apakah plugin Flash sudah aktif, periksa dengan mengetik chrome://plugins/ pada kolom navigasinya. Jika menampilkan seperti gambar diatas, maka plugin sudah aktif.
Semoga berhasil!
Baca selengkapnya....
Akhir2 ini server Yahoo Messenger menolak akses dari Pidgin. Well, sebenarnya hal ini bukan pertama kali, tapi sudah terjadi berkali2. Hal ini dimungkinkan terjadi karena Yahoo memaksakan usernya agar menggunakan aplikasi resmi dari Yahoo. Tapi, masalahnya Yahoo tidak memberikan perhatian kepada komunitas Linux untuk aplikasi Yahoo Messenger, jadi salah siapa tuh!?
Adapun pesan error yang muncul akhir2 ini adalah:
Error reading from login.yahoo.com: Input/output error
Namun, kali ini masalahnya bukan pada server Yahoo, tapi dari Pidgin sendiri. hehehe.
Langkah2 yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah ini sangat simpel, yaitu dengan manjalankan perintah ini (sebagai root):
# chmod 000 /usr/lib64/purple-2/ssl-gnutls.so
atau jika menggunakan Linux 32-bit, jalankan perintah ini (sebagai root):
# chmod 000 /usr/lib/purple-2/ssl-gnutls.so
Sekarang, coba jalankan kembali aplikasi Pidgin dan lakukan login ke Yahoo Messenger. Semoga berhasil :)
Baca selengkapnya....
Salah satu bug pada distro Linux OpenSUSE 13.1 terbaru adalah kejadian logout yg terjadi secara tiba-tiba dan kemudian menampilkan layar login. Pertama, aku pikir ini permasalahan pada driver VGA, namun setelah update, kejadian yg sangat mengganggu ini masih terus terjadi. Lalu bagaimana solusinya?
Pertama, sebagai root, buatlah file: /etc/X11/xorg.conf.d/20-intel.conf
Kemudian, edit isi file itu dengan:
Section "Device"
Identifier "Intel Graphics"
Driver "intel"
Option "AccelMethod" "uxa"
EndSection
Sekarang, restart komputer.
Semoga, kejadian logout tiba-tiba tidak terjadi lagi :)
[English]
One of OpenSUSE 13.1's bug that really bugging me from the beginning is my system suddenly logout and then, out of nowhere, login screen appeared. At first, I thought it's a problem with the video driver, but after few updating, the issue keep happened. So, what the best solution?
First, as superuser root, create file: /etc/X11/xorg.conf.d/20-intel.conf
Then, edit that file and fill it with:
Section "Device"
Identifier "Intel Graphics"
Driver "intel"
Option "AccelMethod" "uxa"
EndSection
Now, restart the computer and the bug will go away... :)
Baca selengkapnya....
Linux itu POWERFUL, beneran!
Akhir2 ini gw mengikuti training di Malaysia dan mereka menggunakan Apple TV sebagai layar presentasi. Secara kebanyakan dari mereka menggunakan laptop Apple untuk mengakses Apple TV tersebut. Dan gw pun bertanya2 (tsaah), masak sih Linux tidak mampu mengakses perangkat ini? tentunya itu adalah pertanyaan retorikal. :)
Sebelumnya, ada hal2 yang perlu dipersiapkan sebelumnya:
1. Pastikan Oracle Java sudah terinstalasi dengan benar. (langkah2nya bisa dibaca di sini)
2. Siapkan IP Address dari perangkat Apple TV
3. Download airplay.jar dari situs: https://code.google.com/p/open-airplay/
Kemudian, setelah semua tersebut siap, untuk mengakses perangkat Apple TV, tinggal membuka Terminal, lalu jalankan perintah:
$ java -jar airplay.jar -h [IP Address] -d
Apabila Apple TV dilengkapi sekuriti, jalankan perintah dengan:
$ java -jar airplay.jar -h [IP Address][:port] [-a password] -d
Perlu diketahui bahwa ini bukan sharing layar AirPlay sejati, tapi merupakan emulasi screenshot dari desktop yg dikirimkan ke perangkat Apple TV sebagai foto. Tapi tetep saja, keren kan!
Kita tunggu saja tool aplikasi AirPlay lainnya yg lebih baik.
referensi:
http://vadim-kirilchuk-linux.blogspot.com/2013/07/share-screen-to-appletv-from-linux.html
Baca selengkapnya....
Sensasi ketika menonton film bisa bikin kita menjadi sedih, senang, gembira, atau sampe tergila-gila. Tapi, nggak lah ya, jangan sampe segitunya. Yang normal-normal aja lah. Trus, sekarang ditambah lagi dengan fitur 3 Dimensi (3D), yg membuat gambar2 di film seakan2 terlihat timbul sehingga memberikan kesan 3 dimensi. Kalo inget kartu2 lebaran jaman dulu yg kalo dibuka langsung menjadi Masjid, nah kira2 begitulah penampilan film 3D ini, cuma jauuuh lebih canggih lagi (ya iyalah!! ngasih contoh kok gak paten).
Hanya saja, untuk menonton film 3D melalui komputer membutuhkan spesifikasi tinggi, terutama pada sisi VGA Card yang harus dilengkapi engine fitur 3D. Belum lagi ditambah dengan kacamata khusus. Sehingga, kebutuhan untuk memutar film 3D melalui komputer terasa mewah.
Tapi, itu dulu. Ternyata sekarang udah tidak lagi (berasa iklan). Software Bino memungkinkan pengguna PC dengan spesifikasi sedang, namun masih mumpuni, untuk memainkan film 3D.
Sebelumnya, bagaimana nih mengetahui bahwa film yg akan kita tonton merupakan untuk format 3D? Hmm, jika kamu pernah mendownload video/film dengan format ada dua gambar yg berdampingan, kanan-kiri atau atas-bawah, maka kemungkinan besar format video/film tersebut diperuntukkan sebagai film 3D. Contohnya bisa dilihat di bawah:
Nah, dengan player video normal, gambar yg dikeluarkan adalah seperti di atas, sehingga akan susah bagi kita untuk menikmatinya. Dengan menggunakan Bino, kedua gambar tersebut dikonversi menjadi berupa video stereoscopic 3D.
Software Bino bisa didownload melalui situs resminya di http://bino3d.org/. Namun, biasanya masing2 distro sudah menyediakan paket Bino dari masing2 repositorinya. Untuk memudahkan, gunakan GUI software center untuk menginstalasi paket Bino seperti Yast di openSUSE atau Synaptics di Ubuntu/Linux Mint.
Untuk memainkan film 3D, tinggal Open File(s) dan pilih file video yg dimaksud. Jika terdapat film subtitle terpisah, maka pilih keduanya: file video dan file subtitlenya secara bersamaan.
Kemudian, pada tampilan filmnya, ubah opsi Input di bagian bawah, menjadi yg sesuai dengan format file videonya. Kalau pada contoh diatas berarti pilih: Left/Right, Half Width.
Pada opsi Output, ubah sesuai dengan kacamata 3D yg digunakan. Kalau menggunakan kacamata 3D seperti dibawah ini, berarti menggunakan Output Red/cyan glasses, full collor.
Sekarang, tinggal duduk manis dan nikmati film 3D.
Jika, ingin lebih seru, tinggal melengkapi dengan kabel penghubung dari komputer ke TV, sehingga TV yg biasa pun disulap menjadi TV 3D. Tidak perlu membeli TV 3D. Asyik kan!?
Catatan:
Screenshoot diatas diambil dari film Wreck it Ralph
Baca selengkapnya....